Kualitas Kehidupan Kerja dan Kinerja


  1. Konsep Kualitas Kehidupan Kerja

Kualitas kehidupan kerja merupakan suatu konsep atau filsafat manajemen dalam rangka perbaikan kualitas sumber daya manusia.  Dalam perkembangan selanjutnya kualitas kehidupan kerja merupakan salah satu bentuk filsafat yang diterapkan oleh manajemen dalam mengelola organisasi pada khususnya dan sumber daya manusia khususnya. Sebagai filsafat, kualitas kehidupan kerja merupakan cara pandang manajemen tentang manusia, pekerja dan organisasi. Ada empat dimensi di dalam kualitas kehidupan kerja yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia yaitu partisipasi dalam pemecahan masalah, sistem imbalan yang inovatif, perbaikan lingkungan kerja, dan restrukturisasi kerja. Adanya kualitas kehidupan kerja juga menumbuhkan keinginan para karyawan tetap tinggal dalam organisasi. Pada saat itu kualitas kehidupan kerja diartikan secara sempit yaitu sebagai teknik manajemen yang mencakup gugus kendali mutu, perkayaan pekerjaan, suatu pendekatan untuk bernegosiasi dengan serikat pekerja. Konsep kualitas kehidupan kerja mengungkapkan pentingnya penghargaan terhadap manusia dalam lingkungan kerjanya. Dengan demikian peran penting daripada kualitas kehidupan kerja adalah mengubah iklim organisasi agar secara teknis dan manusiawi membawa kepada kualitas kehidupan kerja yang lebih baik lagi.

  1. “Job Enrichment” dan “Job Enlargement”

Job enrichment merupakan suatu teknik yang berusaha membangun motivator psikologis sebagaimana digambarkan dalam two-factor theory, Herzberg. Khususnya program pengayaan pekerjaan berusaha untuk memberikan pekerja otorisasi lebih dalam perencanaan kerja dan mengontrol kecepatan dan prosedur yang digunakan dalam melakukan pekerjaan. Job enrichment bukan tanpa resiko, mereka yang melakukannya tanpa determinasi yang kuat untuk melakukan dengan benar akan gagal.

Sedangkan job enlargement memberikan kesempatan pekerja untuk melakukan sesuatu yang lebih. Iasanya pekerjaan bau ini sama dengan apa yang telah dilakukan oleh seseorang sebelumnya. Beberapa peneliti melaporkan bahwa keuntungan utama job enlargement tampaknya adalah meningkatnya kepuasan kerja dan kualitas pekerjaan.

  1. Kualitas kehidupan kerja dan kinerja

Pada dasarnya kinerja karyawan merupakan hasilproses yang kompleks, baik berasal dari diri pribadi karyawan (faktor internal) maupun upaya strategis dari perusahaan (faktor eksternal). Kinerja yang baik tentu saja merupakan harapan bagi semua perusahaan dan institusi yang memperkerjakan karyawan, sebab kinerja karyawan ini pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Kualitas kehidupan kerja merupakan masalah utama yang patut mendapat perhatian dari organisasi, karena merujuk pada pemikiran bahwa kualitas kehidupan kerja dipandang mampu untuk meningkatkan peran serta dan sumbangan para anggota atau karyawan terhadap organisasi.

  1. Pengertian moral kerja

Moral kerja sebagai padanan bahasa inggris working morale, dalam tulisan ini diartikan sebagai “kegairahan kerja”. Moral atau kegairahan kerja adalah: “kesepakatan batiniah yang muncul dari dalam diri seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan”. Sedangkan Moral organisasi adalah “kondisi mental individu atau kelompok yang mempengaruhi aktivitas manusia organisasional. Moral kerja memiliki dua dimensi yaitu dimensi tinggi dan dimensi rendah.

  1. Faktor-faktor yang mepengaruhi Moral Kerja
  1.  Kesadaran akan tujuan organisasi
  2.  Hubungan antar-manusia dalam organisasi berjalan harmonis
  3.  Kepemimpinan yang menyenangkan
  4.  Tingkatan organisasi
  5.  Upah dan gaji
  6.  Kesempatan untuk meningkat atau promosi
  7.  Pembagian tugas dan tanggung jawab
  8.  Perasaan diterima dalam kelompok
  9.  Dinamika lingkungan
  10.  Kepribadian
  11. Psikologi
  12. Tambahan Penghasilan
  13. Hubungan baik dengan atasan
  14. Hubungan baik dengan hakiki
  15. Penyesuaian pekerja dalam organisasi
  16. Kepuasan dalam bekerja
  17. Pengemompokkan dalam perusahaan.

Teknik Mengukur Moral Kerja

  •  Observasi

Pengamatan merupakan cara sederhana. Dianjurkan pengamat berada pada kondisi yang sesungguhnya. Aspek yang diobservasi antara lain adalah perilaku manusia dalam bekerja

  •  Wawancara (Interview)

Cukup efektif, namun teknis pelaksanaannya perlu perhatian khusus. Prosedurnya pun harus jelas, agar alat ukurnya menjadi relevan.

  •  Angket

Seperangkat pertanyaan tertulis yang harus diisi oleh sekelompok subjek guna mengumpulkan data tertentu.

  •  Alat ukur lainnya.
  1. Moral dan Produktivitas

Dorongan moral pada kelompok sangat penting, khususnya dalam bisnis karena berhubungan dengan produktivitas. Pekerjaan ini adalah tanggung jawab dari seorang manager atau atasan yang bertindak dalam kepemimpinan kelompok tersebut. Secara umum para psikolog berasumsi, dengan moral yang tinggi selalu disertai oleh produktivitas yang tinggi. Hubungan yang baik antara moral dan produktivitas dapat menjadikan/ mewujudkan kepemimpinan yang baik. Untuk mendapatkan moral yang baik dan produktivitas yang tinggi atau hasil yang tetap. Jika para pekerja menyukai pekerjaannya, rekan kerja dan perusahaan, produktivitasnya tinggi akan dapat meningkatkan pendapatan dan prestise diatara para pekerja dengan manegement dan sebaliknya pihak manegement meningkatkan upah dan promosi.
Beberapa hal khusus yang dilakukan untuk memperbaiki moral pekerja:
1. Menyiapkan kondisi fisik untuk pekerja

2. Mempersiapkan masing-masing pekerja dengan rank yang tetap dan status yang sesuai bakat dan kualifikasi

3. Mengurangi tekanankerja pada pekerjaan yang minimum yang berarti merencanakan yang baik

4. Memperlakukan setiap pekerja sebagai seorang personil yang dapat melukainya.
5. Menyediakan upah dan rencana pembayaran upah yang merupakan secara langsung berhubungan dengan pengeluaran pekerja dan nilai pada perusahaan.
6. Mempunyai sistem komunikasi yang bagus

Orang yang mempunyai moral yang tinggi memiliki kepercayaan pada diri sendiri, memikirkan pada apa yang telah dilakukan para pekerja dan dia melkukan pekerjaan dengan baik. Seperti dikatakan Laird “ moral yang tinggi membantu mereka untuk mengatasi gangguan ringan dalam melakukan pekerjaan dibawah tekanan ketika tanpa pukulan, selama dengan mereka orang tersebut menginginkan mendapatkan yang lebih dari apa yang mereka berikan.

Referensi :

 Imam Wahjono, Sentot.2010.Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Graha Ilmu.

agungpia.multiply.com/journal/item/65Filipina

http://eri-candra.blogspot.com/2009/02/kepemimpinan-moral-dan-produktivitas.html

 

 

 

Leave a comment